October 6, 2011

Wow! Ini Saya Sebut Keajaiban #ddp

Kejadiannya hanya berlangsung sebentar, tidak sampai lima menit malah. Tapi saat yang sangat singkat itu cukup membuat saya merasa begitu wow! Ya, hanya satu ungkapan wow! yang berkecamuk dalam otak. Melekat terus menerus sampai saya menyelesaikan mata kuliah agama dan memarkirkan motor di garasi rumah.

Hari itu Selasa, 4 Oktober 2011 sekitar pukul tiga sore, tepatnya selepas saya sholat ashar di mushola. Keluar dari tempat wudhu putri sambil sedikit tergesa-gesa mengejar gerombolan teman sekelas. Sampai tiba-tiba ada seseorang memanggil, “Puri?” Saya berhenti, berbalik, dan celingukan. “Puri, kan?” akhirnya si Pemanggil memastikan. Sudah mengiyakan konfirmasinya, tapi saya masih belum mengenali orang ini. Kemudian dia mulai menyebutkan namanya dan berbicara tentang CIMB, offering letter, dan hal lainnya. Ah! Bibir saya mengembang. Sungguh keajaiban bertemu dia di sini, di kampus ini.

Dia bukan kakak angkatan ternyata, dia teman seangkatan saya. Asalnya dari Surabaya, atau entahlah sekitar Jawa Timur. Sebenarnya kami belum pernah kenal bahkan bertemu sebelumnya. Namun beberapa bulan yang lalu, kami sama-sama mengikuti seleksi program beasiswa yang sama di kota kami masing-masing. Saat ini seleksi program tersebut sudah masuk ke tahap akhir, kami adalah dua dari lima yang berada di tahap itu. Hal yang menarik adalah dia mengenali saya hanya lewat foto. Instansi tempat kami mengajukan beasiswa memang mencantumkan foto lima kandidat yang lolos seleksi tahap akhir pada email pemberitahuan dari mereka. Dan wow! Benda sesederhana itulah yang membuat saya bertemu teman seperjuangan saya.

Awalnya sungguh saya tidak pernah sama sekali membayangkan dapat bertemu dengan teman-teman sesama kandidat yang notabene tersebar di Jakarta, Surabaya, bahkan sampai Jambi. Kota-kota besar itu telah memiliki universitas favorit masing-masing yang menurut saya pasti dipilih oleh mereka. Namun ternyata Tuhan menggariskan jauh dari perkiraan. Teman seperjuangan yang memanggil nama saya sore itu ternyata kuliah di kampus ini. Ya, di Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Yang berbeda hanyalah saya mengambil program studi Ilmu Komunikasi, sedangkan dia mengambil Ilmu Hubungan Internasional. Wow! Dan yang lebih mengejutkan lagi, satu lagi teman lain sesama kandidat dari Surabaya, juga berkuliah di kampus ini. Sama-sama Ilmu Hubungan Internasional dan sekelas malah. Wow! Betapa bumi ini begitu sempit, Tuhan!

Oh, saya belum menceritakan tentang beasiswa yang saya dan empat teman lain ikuti. Program ini merupakan beasiswa kuliah di luar negeri dari salah satu Bank di Asia. Universitas tempat beswan nantinya menimba ilmu juga sudah ditentukan. Di sana saya mengambil jurusan Administrasi Bisnis karena tidak ada program studi Komunikasi seperti di UGM. Selama memutuskan untuk mengambil jurusan itu, saya selalu berharap teman seperjuangan saya juga ada yang memilih Administrasi Bisnis. Hari itu juga yang saya sebut keajaiban terjadi, wow! Ternyata teman yang berdiri di depan saya itu juga mengambil jurusan yang sama. Sama-sama Administrasi Bisnis.

Pertemuan unik tak disangka-sangka itu lalu berlanjut dengan saling bertukar informasi. Sejujurnya saat itu saya memang sedang butuh banyak info tentang surat kepastian untuk beasiswa tersebut. Saya menunggunya selama berminggu-minggu, tapi belum juga saya terima. Dan sekali lagi, wow! Dialah satu-satunya dari kami berlima yang sudah mendapat surat itu. Secara otomatis, dia adalah orang yang paling ingin saya tanyai tentang isi dan thethek bengek dari surat itu. Syukurlah dia begitu baik hati sehingga membagi semua informasi yang diketahuinya kepada saya. Cukup lega rasanya. Sungguh! Tuhan sedang memudahkan saya.

Hari itu saya menemukan teman baru. Awalnya kami tak saling mengenal, bahkan besar di tanah kelahiran berbeda. Namun hari itu saya menjalin jejaring pertemanan baru. Sebagai sahabat seperjuangan yang saling membantu, saling mempermudah.
Bagi saya inilah keajaiban. Ketika semua yang baru saja terjadi ini begitu absurd di otak namun nyata di mata. Pertemuan tak di sengaja menjadi pertemanan sebagai yang senasib sepenanggungan. Wow! sungguh menakjubkan!##


blogger template by lovebird